Mengenal Lebih Dekat: Tokoh Lanskap Dunia
Siti
Novianti Lufilah | A44090029 | MK Desain Lanskap (ARL 313)
1. “The Minimalist Style” of Peter Walker (1932-now)

Keberhasilannya
tak lepas dari peran Sang Guru, yaitu Hideo Sasaki, yang banyak mengajarkannya
ilmu mengenai dunia arsitektur lanskap. Setelah lulus dari Universitas Harvard,
Walker bekerja bersama Sang Guru hingga mendirikan sebuah perusahaan bersama
bernama “Sasaki Walker Associates” tahun 1972. Setelah kurang lebih sepuluh
tahun bermitra, Walker dan Sasaki berpisah dan menempuh jalan karirnya masing –
masing. Tahun 1983, Walker membentuk perusahaan bernama “Peter Walker and
Partners” yang mempekerjakan 30 – 40 arsitek lanskap terlatih. Kemampuaannya
semakin diakui tatkala ia dianugerahi penghargaan tertinggi bagi seorang
arsitek lanskap, yaitu medali emas “Geoffrey Jellicoe” dari The International Federation of Landscape
Architect.
Karya
– karya Peter Walker banyak mengusung gaya modern minimalis yang dipengaruhi
oleh sang Guru, Hideo Sasaki. Desainnya sederhana, namun tetap konseptual,
berirama, unik, dan menciptakan kesan tersendiri bagi penggunanya. Walker
memang sangat kuat dalam menampilkan kesederhanaan motif, warna, dan pola
bentukan hingga tercipta harmonisasi desain. Mayoritas hasil karyanya ia buat
pada area terbuka sehingga mudah menarik perhatian masyarakat yang berada di
sekitarnya.
2. “ The New Design Expression” of Martha Schwartz (1950-now)

Setelah
lebih dari 30 tahun pengalaman sebagai seorang arsitek lansekap sekaligus
artis, Schwartz telah menerima sejumlah penghargaan bergengsi, termasuk
penghargaan Cooper-Hewitt National Design
Museum, beasiswa kehormatan dari RIBA, penghargaan dari American Society of
Landscape Architects, serta residensi tamu di Radcliffe College dan American
Academy di Roma.
Kemampuan
Schwartz dalam mengeksplorasi desain menghasilkan suatu karya dengan gaya yang
unik, mencolok, out of the box, dan
sangat memerhatikan kebutuhan user. Pola
yang ia gunakan dalam mendesain elemen taman umumnya organik. Selain itu, ia
banyak menggunakan elemen perkerasan serta bahan artifisial sebagai pengganti
bahan natural, seperti rumput buatan. Contoh karyanya yang fenomenal antara
lain Jacob Javits Convention Center Plaza New York City, Qatar Petroleum
Headquarters, Grand Canal Square Dublin, dan The Citadel California.
3. "The Millenium Garden Design" of Kathryn Gustafson (1951-now)

Dalam hal pendidikan, Gustafson
banyak menekuni bidang – bidang seni lain sebelum akhirnya terjun ke bidang
arsitektur lanskap. Pada usia 18 tahun, Gustafson menempuh pendidikan di
University of Washington di Seattle untuk belajar seni terapan selama satu
tahun. Kemudian, ia pindah ke New York untuk mendalami ilmu fashion di Institute of Technology
hingga lulus dan menjadi seorang perancang busana. Gustafson akhirnya beralih
ke bidang arsitektur lanskap setelah dididik di Ecole Nationale Superieure du
Paysage, Versailles, dan lulus tahun 1979.

4. "Creating Harmony, Simplicity, and Peace in the Landscape" of Ken Smith (1953-now)

Setelah
bekerja di kantor Peter Walker
dan Martha Schwartz, ia membuka kantor sendiri di New
York City pada tahun 1992. Ken Smith juga aktif sebagai
pendidik dan pengajar di City College of New York tahun 1992-1996 dan menjadi kritikus
desain di Harvard Graduate School of Design dari tahun 1997 hingga saat ini. Smith
adalah anggota dewan dari Liga Arsitektur New York dan sangat aktif dalam hal advokasi
pelestarian karya-karya modern arsitektur lanskap. Karya-karyanya banyak
terdapat pada area residensial perkotaan. Desainnya terkenal impresif, simpel,
dan mayoritas berupa taman atap.
(Dikutip dari berbagai sumber)
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung ^_^