Semoga Bukan Itu :'(

Hai blog, long time no see!

Hem, apa yaa? kali ini gue mau yakinin diri gue kalo kondisi gue "masih baik-baik saja".
Entah kenapa, perasaan takut selalu menghampiri diri gue..
Ya, semuanya berawal dari senin pagi dua minggu yang lalu...

[flash back]

Sepulang dari fieldtrip Safari 2013 di Cunang Hill lalu bareng anak-anak ARL lainnya, gue ngerasa capek banget. padahal, gue ga ngapa-ngapain di sana. cuman ikutan 'mandorin' kelompok gue yang terdiri dari angkatan 47 dan 49 tatkala sesi outbond berlangsung, hahaa. pas nyampe rumah sekitar abis magrib, gue langsung tepar dan ketiduran sampe menjelang subuh lagi. Nah, pas bangun itu, gue ngerasa ada yang aneh sama telinga kiri gue. berdengung atau istilah kedokterannya tinitus.

Cuma sampe situ? nggak. gue kira tinitus ini cuma berlangsung beberapa waktu aja, ga lama. ternyata ini berlangsung sampe 2 hingga 3 hari kemudian sampe gue bilang ke ibu gue (ini versi bahasa Indonesianya):

Gue: "Mah, ko ini aga mendengung ya? (seraya nunjuk ke telinga kiri gue)
Mama: "Kenapa? (mikir kali ya), sejak kapan? (gue jawab), yaudah nanti ke THT aja, kapan libur kuliah?"

Akhirnya, sampailah ke hari Jumat itu. seperti biasa, gue bersemangat pergi ke kampus karena hari itu ada kuliah PDL jam 8. sesampainya di kelas, kelas uda penuh, tinggal beberapa orang yang belum datang. gue duduk di belakang sebelah temen gue Jane. lima menit berlalu, dosen datang dan langsung memulai pelajaran. lima belas menit kemudian, entah kenapa kepala gue tiba-tiba pusing. saat itu, gue udah ga konsen dengerin apa kata dosen. badan gue mendingin diikuti keringat dingin yang bercucuran deras. sesaat, pusing gue makin menjadi. gue pegang tangan Jane dan bilang gue udah ga kuat lagi. rasanya pengen banget ninggalin kelas dan berbaring di rumah, tapi ini masih 20 menitan sejak kelas di mulai. beruntung absen udah diedar di awal. Jane yang kaget liat muka gue pucat banget, langsung minta izin sama dosen nganter gue ke RS.

Oke, gue emang belum pernah sama sekali ke RS tanpa ibu gue. akhirnya, gue ke rumah dulu minta ditemenin sama beliau. sesampainya di rumah, pusing gue makin menjadi. tanpa sadar keseimbangan tubuh gue pun menurun diikuti rasa mual dan hampir muntah.

sesampainya di RS...

Saat itu, gue langsung menuju poli THT. dan, ternyata dokter yang praktik hari itu adalah dokter 'langganan' gue waktu masih kecil (sejak kecil gue punya amandel dan sering ke dokter itu). baiklah, setelah nama gue dipanggil, masuklah gue ditemenin ibu gue, Jane nunggu di luar. perasaan gue saat itu dag dig dug.. gue takut, apa yang gue sempet baca hasil googling tadi di jalan beneran gue alamin :'( gak lama, dokter nyuruh gue duduk di bangku khusus dan memasukkan suatu alat mirip jarum yang buat cuci darah ke telinga gue. sakitnyaa~

Setelah dicek, ternyata si dokter hanya mendiagnosa gue terkena tinitus. oke, baguslah, gue terima. gue disuruh balik lagi kalo ternyata belum membaik. pemeriksaan pun selesai tanpa selembar resep obat dokter yang harus ditebus.

Oh pliss, gue harus sidkom siang ini jugaa, tubuhku, mengertilaah :'(

3 hari kemudian...

Hari ini kebetulan ga ada kuliah, gue pun belum beranjak dari depan TV, yeiyy >.< tapi tiba-tiba, serangan itu muncul lagi. pusing hebat itu datang lagi (lebay). tinitus gue pun semakin kencang rasanya. gue cuma bisa berbaring di atas kasur. rencananya gue ga akan ke dokter itu lagi kalo kambuh buat minta second opinion. tapi ternyata dokter kedua itu praktiknya besok pagi. baiklaah, hari ini gue tahan dulu sakitnya...

Besoknya...

Alhamdulillah, dokter kedua ini ada. nyaris gue telat datang karena memang dokter THT ga pernah berjam-jam praktiknya. setelah mendaftar dan bergegas ke poli THT, nama gue langsung dipanggil. dokter kedua ini memang cukup berumur, mungkin sudah di atas 60 tahunan (sama sih kaya dokter pertama, seumuran lah). setelah ditanya apa keluhan gue, dokter langsung menginterogasi gue dengan sejumlah pertanyaan dan hampir semuanya gue jawab dengan pengiyaan. glegg! oke, gue mulai takut T_T

Dokter: "Apa pusingnya seperti muter-muter gitu?"
Gue: "Iya, dok."
Dokter: "Keseimbangan tubuh menurun?"
Gue: "Sedikit, dok"
Dokter: "apa terasa mual?"
Gue: "Iya, dok, tapi sekarang nggak lagi..."

Hm, gue liat raut muka dokter kedua itu. sepertinya beliau sedang memikirkan sesuatu, mungkin tepatnya mendiagnosa apa penyakit gue. VERTIGO dan TINITUS. ya, gue liat tulisan itu di secarik kertas yang ada di depannya. makin pias lah gue..karena penasaran, gue tanya ke dokter:

Gue: "Dok, apa ini gejala Meniere's Dissease?"

Saat itu, seinget gue, dokter ga jawab secara lugas. beliau cuma bilang:

Dokter: "Vertigo dan tinitus biasanya gejala awal dari penyakit tertentu, yaa..nggak lah yaa, diobatin aja dulu, nanti kalo masih begitu, kontrol lagi ke sini."

Hmm...gue cuma bisa menarik napas panjang sambil berharap apa kata dokter itu benar dan apa yang gue khawatirkan selama ini cuma ketakutan gue yang berlebihan :'(

Ya Allah, berilah hamba kesembuhan lahir dan bathin..

Kenapa gue takut banget? karena apa yang gue alamin mirip gelaja penyakit itu. terlebih lagi  penyakit yang gue tulis di atas itu cukup menyeramkan bagi gue, masih jarang terjadi, dan menurut artikel yang gue baca, belum ada obatnya.




la haulaa wala quwwata ilaabillaah
wallahu alam.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mars SD Insan Kamil

#25 Facts about IPB