Trimester 3: Partus Normal VS Mata Minus Tinggi

Assalamu'alaikum, holaaaaaa everybody!!
Finaly gue balik ke dunia per-blogan *bersihin sarang laba-laba*
Maaf yaa, ni calon emak sibuknya minta ampun deh. Calon emak? Iyaa, alhamdulillah selang sebulan masa pernikahan, Allah mempercayakan kami untuk menjadi orang tua. Yes, two stripes on my test pack! Alhamdulillah :')




Dan kini, super duper ga berasa si dede utun udah masuk 32 weeks. Huft, pantesan kamu makin berat dek :')

***

Berhubung kandungan gue udah masuk trimester 3, segala persiapan jelang kelahiran pun gue kebut sebulan. Ya, termasuk ikhtiar menyelesaikan tesis gue tercinta. Berbagai informasi seputar melahirkan mulai gue kumpulin. Alhamdulillah pula banyak temen seangkatan yang juga lagi hamil, jadi ga susah dan asyik banget bisa berbagi pengalaman.

Satu hal yang jadi pikiran gue saat ini adalah, dan gue baru tau juga, mata minus tinggi berkaitan dengan proses kelahiran. Bener ga sih? Apa hubungannya?

Setelah gue tanya dsog gue, ternyata memang ada hubungannya. Kehamilan dengan minus mata tinggi termasuk kehamilan beresiko. Butuh pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan semuanya aman biar bisa lahiran normal. Pemeriksaan yang dilakukan yaitu melihat kondisi retina mata, apakah tebal atau tipis. Kalau retinanya tipis atau berpotensi terjadi robekan, dikhawatirkan akan terjadi ablasio retina pada saat mengejan nanti. Syereem khaaann....

29 Agustus 2016, 32w 2d

Berbekal surat rujukan dari dsog, gue mutusin untuk cek mata ulang. Sebenernya gue udah pernah cek di salah satu RS di Cilegon, tapi hasilnya kurang memuaskan. Tes nya ga kaya yang gue baca-baca di artikel, cuma tes minus biasa, huhu, manalah tau retina gue bagus apa ngga. Masih penasaran, bismillah, abis kontrol ke dsog gue yang di Hermina Bogor, gue langsung ke bagian pendaftaran buat daftar ulang ke dokter spesialis mata. Sayangnya saat itu jadwal dr. Erry udah ditutup. Ada lagi sore sampai malam. Duh, males balik lagi.. besok lagi aja lah.

30 Agustus 2016, 32w 3d

Besoknya, gue dapet urutan pertama. Pas nama gue dipanggil, gue disuruh nunggu dulu di ruang tunggu sama susternya. Ga lama, sang suster netesin mata gue pakai dua jenis obat tetes mata yang lumayan perih, entah apa.. katanya sih gunanya untuk memperbesar pupil mata. Oya, obat ini efeknya mengaburkan dan menyilaukan pandangan. Jadi, mesti hati-hati melangkah dan jangan dulu buka HP karena ga keliatan tulisannya meski pakai kaca mata. Setelah itu, gue nunggu lagi sekitar setengah jam sambil berdoa semoga semuanya baik-baik saja, aamiin.

Setengah jam berlalu, akhirnya nama gue dipanggil lagi. Huwaaaa.. deg degan banget. Untungnya Bu dokter ramah sangat, jadi ga terlalu menakutkan. Bismillah, pemeriksaan pun dimulai. Pertama, setelah memastikan pupil mata gue membesar, gue disuruh duduk dengan dagu dan dahi menempel pada alat, mirip pemeriksaan mata minus yang ada lensa kecil dan balon udaranya. Kedua, barulah pemeriksaan retina. Dokter ngambil alat mirip senter yang suka dipake buat caving dan sebuah alat mirip kaca pembesar. Pertama mata yang kanan, gue disuruh lihat ke atas, bawah, pojok kanan atas, pojok kiri atas, pojok kanan bawah, pojok kiri bawah, dan lurus. Setelah itu baru mata kiri dengan cara yang sama. Rasanya? Silau bangeett dan mendadak dunia gelap *lebai haha

Udah deh, beres. Hasil pemeriksaan dokter menunjukkan kondisi retina gue normal dan ga ada masalah. It means, tidak ditemukan hal-hal ganjil yang memicu robeknya retina, misalnya retina tipis, bintik hitam, atau berlubang. Insya Allah bisa melahirkan dengan normal. Alhamdulillah, aamiin allahumma aamiin. Semoga yaaa.. mohon doanya semuanya. Fighting! :')


ps. lama pemeriksaan: 45 menit
biaya dokter dan tindakan: Rp 325.000,00


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mars SD Insan Kamil

#25 Facts about IPB