Kisah Bapak
Ingin sekali aku menuliskan kisah hidup Bapak. Setelah ditelisik, ternyata kisahnya menarik!
Masa kecilnya penuh dengan perjuangan dan pengorbanan. Namun begitu, beliau tetap tabah menjalaninya.
Keluarga Bapak..
Memang keluarga Bapak bukanlah keluarga yang 'berada' dan terpelajar. Kakekku hanya seorang pembuat mobil Oplet, sementara nenekku seorang penjual sayur, atau terkadang menjadi buruh ladang yang penghasilan tak seberapanya itu untuk menghidupi 8 hingga 11 orang anaknya.
Masa kecilnya penuh dengan perjuangan dan pengorbanan. Namun begitu, beliau tetap tabah menjalaninya.
Keluarga Bapak..
Memang keluarga Bapak bukanlah keluarga yang 'berada' dan terpelajar. Kakekku hanya seorang pembuat mobil Oplet, sementara nenekku seorang penjual sayur, atau terkadang menjadi buruh ladang yang penghasilan tak seberapanya itu untuk menghidupi 8 hingga 11 orang anaknya.
Mengingat Bapak..
Aku tergelitik ketika mendengar Bapak masuk SD bukan karena orang tuanya, namun karena salah satu kerabatnya yang 'memaksa' Bapak untuk bersekolah. Saat itu, anak seusia Bapak sebenarnya lebih pantas telah duduk di bangku kelas 3 atau 4 SD. Ketika mendaftar sekolah, Bapak ditanya oleh kerabatnya yang juga guru di sekolah itu,
Guru: "Par, ari maneh baraha umurnya?"
Bapak: "Duka atuh"
Guru: "Naha teu nyaho?"
Bapak: "Pokona mah ceuk ema abdi teh lahirnya poe Rebo bulan Sapar"
haha, lucu! Ternyata tidak ada yang mengingat kapan Bapak lahir, pun nenekku sendiri. Tidak ada catatan pula tentangnya, apalagi akta kelahiran. Tentu saja bila ingin jujur, Bapak tidak akan diterima bersekolah karena usianya terlampau 'tua' dan terlalu 'bongsor' untuk anak kelas 1 SD. Akhirnya, oleh kerabatnya tersebut, Bapak 'dimudakan' usianya sekitar 3 tahun! Omo!
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung ^_^